Read Time:27 Second
Dulu hanya ada di film fiksi ilmiah, kini neuroteknologi berkembang pesat. Dengan elektroda dan AI, ilmuwan mampu menerjemahkan sinyal otak menjadi kata-kata atau gerakan.
Teknologi ini memberi harapan bagi penderita lumpuh atau ALS untuk berkomunikasi kembali dengan dunia.
Selain itu, neuroteknologi juga digunakan dalam terapi kesehatan mental, memantau stres, hingga meningkatkan konsentrasi.
Namun, isu etika muncul. Jika pikiran bisa dibaca mesin, bagaimana dengan privasi? Apakah otak manusia masih punya ruang pribadi?
Kesimpulannya, neuroteknologi adalah batas baru interaksi manusia dan mesin. Ia membuka peluang besar sekaligus memunculkan pertanyaan moral baru.